Sunday, September 11, 2016

Dilema Sang Istri



Dilema Sang Istri


“Dhamar, aqu belom selesai ngomong”
“Apa Teh?” Aqu berhenti mencumbunya. Tapi bodyku tetap berada di atasnya. Pantatku menekan-nekan dgn perlahan.
“Tapi kamu janji dulu, tidak akan bilang siapa-siapa”
“Iya, saya janji, Teh”
“Suamiku sebenarnya seorang homo. Sejak aqu menikahnya dgannya, aqu belom pernah melaqukan sex”
“Astaga” Aqu kaget.
“Sstt”
“Lalu? Gimana cara Teteh, kalau pingin?”
“Suamiku membelikan vibrator penis, untuk masturbasiku”
“Terus?”
“Mulanya Aqu bertahan untuk menikmati itu. Namun lama-lama, tidak tahan juga. Aqu ingin yg asli”
“Ayo..!” Ucapku sambil meraba bagian kemaluan-nya.
“Tunggu dulu..!”
“Apa lagi? Nanti suamimu keburu datang”
“Aqu udah minta ijin sama suamiku”
“Apa?”
“Iya, aqu udah minta ijin”
“Lalu?”
“Asalnya dia marah. Namun dgn alasan pingin punya anak, akhirnya dia ngijinin dgn syarat”
“Apa saratnya?”
“Yg pertama, saratnya adalah harus dgn satu orang laki-laki. Tidak boleh ganti-ganti”
“Terus?”
“Dia mau ikut”
“Ikut gimana?”
“Three In One”
“Jadi, dia mau ngesex sama saya?”
“Iya bener. Kamu mau kan?”
“Saya cuma mau sama Teteh aja. Saya jijik kalau harus intim sama laki-laki”
“Berarti aqu mau cari laki-laki lain”
“Terus kita gimana?”
“Gak jadi” Ucapnya seraya menghempaskan bodyku.
Tentu saja aqu tidak mau kehilangan kesempatan seperti ini. Apalagi mendengar Teh Ana masih perawan.
“Oke deh, saya mau. Tapi saya tidak mau anal sex” Ucapku pada akhirnya.
Teh Ana tersenyum senang. Lalu memeluk bodyku kembali. Sekali membuka gauAnnya, body Teh Ana hanya menyisakan celana dalam saja. Kugumul dulu bagian sensitif bodynya, mulai dari telinga, leher, buah dada, puting susunya, sampai lidahku turun ke bawah. Teh Ana menggelinjang dgn nafas yg tersengal-sengal. Kubuka celana dalamnya. Kujilati kemaluan-nya. Lidahku mempermainkan clitorisnya, sambil terkadang kusedot-sedot juga.
“Aduh, Dhamar. Aqu gak tahan” bisik Teh Ana sambil menuntun kepalaqu ke atas.
Kubuka baju dan celanaqu dgn cepat. Celana dalamku dibukakan oleh Teh Ana. Namun Aqu tidak membFerryan penis-ku untuk dipegang oleh tangaAnnya. Masih ada sisa rasa taqutku pada pengalaman sebelomnya. Aqu taqut ejaqulasi dini lagi. Hatiku berdebar-debar, tatkala penis-ku mulai dekat pada memeknya. Kuraba liang kemaluannya. Setelah yakin sudah siap, kumasukan perlahan-lahan dgn hati yg tenang. Teh Nia memejamkan matanya. Bles.. akh.. akhirnya kontolku masuk pada lubang memeknya. Memang agak seret, tapi tidak terlalu sulit. Rasanya tidak mungkin, kalau Teh Ana seorang perawan. Sebab kemaluan perawan, sangat sulit untuk ditembus pertama kali. Tapi aqu tidak mempedulikan hal itu. Yg penting aqu langsung saja memompanya dgn agak perlahan dulu. Kunikmati cumbuan bibirnya yg menyatu dgn bibirku. Tanganku pun menggerayg pada bagian-bagian penting bodynya.
“Ehm.. ehmm.. ah.. ih.. ah” suara Teh Nia jelas sekali terdengar oleh kedua telingaqu.
TangaAnnya memeluk erat bodyku. Tak tau karena kemaluan-nya yg agak seret ato apa, baru sekitar empat menit, aqu merasakan otot-ototku menegang. Sebagai pertanda akan segera orgasme. Kupacu gerakan pantatku lebih cepat. Terlihat Teh Ana makin asik menikmatinya. Setiap hentidakan penis-ku, pasti keluar suara yg berlainan dari bibirnya. Desahan nafas, erangan, rintihan, bahkan jeritan yg tertahan. Sehingga aqu tidak tega, jika harus cepat-cepat mengakhiri permainan. Tapi memang desakanku tidak bisa kutahan.
Aqu menghentikan gerakan pantatku sejenak, untuk menahan arus maniku yg begitu mendesak. Namun Teh Ana tetap menggoygkan pantatnya, sehingga tidak tertahan lagi, maniku semakin mendekati pintu keluar. Tidak ada jalan lagi, selain mengeluarkaAnnya dgn tenang. Aqu berlagak belom mengalami orgasme. Saat air maniku muncrat. Aqu berusaha menyembunyikaAnnya dgn cara menggigit telinganya perlahan-lahan. Tidak kuhentikan gerakan pantatku, turun naik dgn cepat. Walau sudah lemas dan loyo, aqu terus memacunya.
Aqu tidak tahu, apakah Teh Ana mengetahui orgasmeku ato tidak. Yg pasti dia tetap memejamkan matanya sambil merintih-rintih. KelihataAnnya Teh Ana begitu menikmatinya. Aqu terus berusaha dgn keadaan sisa-sisa kekuatanku. Kupaksakan, agar penis-ku bertahan. Walau hambar bagiku, namun aqu ingin memuaskan Teh Ana. Terus kutekan, sambil menghayalkan keindahan dan kenikmatan. Agar tidak kelihatan lemas dan loyo, lebih kupercepat lagi gerakanku. Mungkin sekitar tujuh menit, baru kurasakan penis-ku menegang lagi dgn normal. Kenikmatan pun menjalar lagi. Sedangkan Teh Nia terus menggoygkan pantatnya, setengah berputar.
“Dhamar.. sedikit lagi” Teh Ana berbisik, sambil mempererat pelukaAnnya.
Pantatnya diangkat, menekan penis-ku. Aqu pun memompanya lebih kencang lagi. Tidak kupedulikan suara desahaAnnya yg makin keras. TangaAnnya menjabak rambutku. Kedua kakinya menekan pinggangku, dan ujung kakinya melingkar, serta mengunci pahaqu. Bibirku dilumat dgn ganasnya. Hingga akhirnya Teh Ana mengeluarkan desahan yg cukup panjang.
“Aakkh” begitulah, Teh Ana terkulai dgn lemas.
Pada saat itu pula, orgasme keduaqu akan segera datang. Kuhentidakan penis-ku lebih keras. Teh Ana merintih, membuatku makin bernafsu. Semakin keras rintihaAnnya, desakan orgasmeku pun makin menggelora. Kulingkarkan tanganku pada lehernya. Aqu bersiap-siap ambil posisi untuk mencapai puncak kenikmatan. Teh Ana pun sepertinya mengerti. Kakinya dilingkarkan lagi pada posisi semula. TangaAnnya memeluk bodyku lebih erat. Kugigit bagian bawah telinganya agak keras. Bersama rintihaAnnya, aqu memuncratkan maniku di dalam kemaluan-nya. Cret.. cret.. agh.. Dan akhirnya aqu pun terkulai dgn lemas.
*****
Jam setengah sepuluh, Teh Ana sudah kembali ke kamarnya. Aqu tidak boleh tidak, harus masuk ke kamarnya jam duabelas malam nanti, setelah suaminya datang. Tidak pernah kubaygkan, jika aqu harus melayani seorang laki-laki. Kalau saja wanitanya tidak secantik Teh Ana, pasti akan kutolak.
Aqu mengisi waktu dgn persiapan kekuatan. Kumakan kuning telur mtak tau yg dicampurkan dgn sprit. Aqu pun makan dulu sampai kenyg. Hingga tidak terasa, waktu sudah menunjukan jam setengah dua belas. Terdengar bunyi motor yg tidak asing lagi di telingaqu. Motor Didi, suaminya Teh Ana. Kubiarkan saja dulu sampai waktunya jam duabelas tepat.
Waktu yg mendebarkan pun telah tiba. Aqu bangkit dari tempat duduk, menuju pintu kamar. Tidak terlalu jauh, antara pintu kamarku dgn pintu kamar Teh Ana. Hanya beberapa langkah saja. Sehingga tidak mungkin, jika ada yg mengetahuinya. Kuketuk pintunya dua kali. Dan tanpa menunggu lama, pintu pun terbuka. Terulas senyuman Didi menyambut kedatanganku.
Ternyata mereka telah lebih siap. Didi hanya mengenakan celana dalam. Dan tiba-tiba Teh Ana pun memelukku dari belakang. Tonjolan susunya terasa hangat dan empuk. Rupanya Teh Ana telah telanjang bulat. Dia membukakan pakaianku satu persatu. Kurasakan kehalusan kulit Teh Ana, membuat penis-ku langsung menegang. Didi yg memperhatikan dari depanku, napasnya terlihat agak memburu. Didi membuka celana dalamnya, penis-nya yg cukup besar itu sudah ngaceng juga. Bahkan Didi tidak segan-segan lagi memelukku dari depan. Betapa jijiknya saat bibirku harus berpagutan dgn bibir Didi. Namun Teh Ana seakan mengerti. Dia tetap memelukku sambil mencumbuku dari belakang.
Didi menarik tanganku ke atas kasur. Aqu disuruh merebahkan diri. Lalu dia menindihku sambil menggeraygi sekujur bodyku. Bibirnya tidak mau lepas dari bibirku. Penis-nya ditekankan pada kontolku. Lalu digesek-gesekaAnnya. Sementara Teh Ana hanya duduk di pinggirku, sambil mengusap-usap bodyku, yg tidak terhalangi body Didi. Tiba-tiba Didi memekik agak keras. HentidakaAnnya bertambah kuat, membuatku pingin muntah. Mungkin dia mau orgasme. Sebab terasa leherku digigitnya. Dan benar juga, terasa ada cairan hangat membasuh sekitar penis-ku. Dia kemudian terkulai dgn nafas yg tersengal-sengal.
Aqu muak. Jijik. Apalagi saat lidahnya menjilati air maninya yg tumpah pada bodyku. Bahkan dia pun mengulum kontolku. Dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Teh Ana. Dia mencumbuku dgn hasrat birahinya. Bodynya yg tidak terhalang selembar kain pun, membuat tanganku bebas menggerayg ke mana aqu suka. Aqu bangkit sambil menarik kontolku dari mulut Didi. Lalu cepat-cepat memasukan pada lubang kemaluan Teh Ana, yg sudah siap menyambutnya. Dgn gaya konvensional, kontolku sangat aman, keluar masuk kemaluan Teh Ana. Teh Ana mulai memejamkan matanya lagi. Aqu pun merasakan kenikmatan yg tiada tara.
Tiba-tiba punggungku dijilati oleh lidah Didi. Lalu ke telingaqu. Bahkan lama-lama lidahnya menerobos di antara bibirku dan bibir Teh Ana yg tengah menyatu. Aqu dan Teh Ana tidak merespoAnnya. Membuat Didi mencari posisi lain. Aqu tidak peduli. Semakin kupercepat pompaan bodyku. Aqu mulai tahu kelemahan Teh Ana. Kemaluan-nya harus ditekan dgn keras, agar cepat mencapai orgasme. Kulaqukan hal itu, sampai napas Teh Ana tersengal-sengal.
Tiba-tiba aqu dikejutkan perlaquan Didi. Dia berusaha memasukan kontolnya pada pantatku. Membuat aqu berguling, menggantikan posisi. Teh Ana di atas, aqu di bawahnya, masih berhadapan. Terlihat Teh Nia menyenangi posisi seperti ini. Dia leluasa menekan memeknya lebih keras, dan menggoygkaAnnya. Aqu menekan turun naik dari bawah.
“Aukh” Aqu tidak bisa menahan suaraqu, saking nikmatnya.
“Akh” Teh Ana pun menjerit agak tertahan. Rupanya dia sudah mau orgasme. Sama seperti halnya aqu.
Teh Ana mempercepat putaran pantatnya sambil menekan. Bodynya sudah merapat dgnku. Aqu pun mengalami hal yg sama. Kugigit lehernya, sebagai isarat bahwa aqu pun akan segera keluar.
Namun hal itu nampaknya mengundang nafsu Didi yg makin menggebu. Dia menarik body Teh Ana, setengah memaksa. Lepaslah penis-ku dari kemaluan-nya Teh Ana. Didi menyuruh Teh Ana, agar berganti posisi. Dia tetap di atasku, namun dgn posisi membelakangiku. Teh Ana yg tengah diburu nafsu yg kian memuncak, tidak bisa menolaknya. Dia melaqukan semua keinginan Didi. Bless.. penis-ku masuk lagi. Saat aqu akan bangkit, dadaqu disorong oleh tangan Didi. Dia mendekatkan batang penis-nya pada mulutku. Sejenak aqu benar-benar jijik. Namun Didi memaksanya. Sehingga untuk pertama kalinya, aqu mengulum penis. Kupejamkan mataqu. Di satu sisi aqu merasakan mual dan jijik. Di sisi lain, aqu merasakan kontolku semakin nikmat rasanya, dgn hentidakan kemaluan Teh Ana yg makin kuat.
Akhirnya aqu mencoba mengkonsentrasikan pada kenikmatan penis-ku. Biarlah bibirku mengulum penis Didi. Kubaygkan menjadi bibir Teh Ana. Apalagi saat Teh Ana makin mempercepat gerakaAnnya, terasa terbang di atas awan. Melayg-layg dgn kenikmatan. Hingga pada akhirnya, body Teh Ana terasa menegang. Aqu pun sama. Puncak orgasme akan segera tiba.
“Akgh.. emh.. sedikit la.. gi” Terdengar suara tertahan Teh Ana.
“Aqu juga” suara Didi pun terdengar.
Aqu mencoba mengeluarkan kontolnya dari mulutku, taqut tertumpah air maninya. Baru saja lepas, cret.. cret.. air mani Didi muncrat mengenai mukaqu.
“Agh..!” Didi berteriak.
Aqu bangkit seraya menghempaskan penis Didi. Kupeluk body Teh Ana dari belakang. Kubantu dgn hentidakan yg lebih dahsyat. Air mani Didi, kubersihkan pada punggung Teh Ana.
“Teh.. Akh” Aqu berbisik tertahan, sambil lebih merapatkan lagi bodynya.
“Heeh” Teh Ana pun sama halnya dgnku. Menekankan kemaluan-nya lebih keras. Kedua tangaAnnya melingkar ke belakang, menarik pinggangku. Sampai akhirnya.. cret.. cret.. cret.. kutumpahkan maniku dgn nikmatnya. Pantat Teh Ana masih bergerak turun naik. Rupanya dia belom orgasme juga. Sehingga aqu bertahan dgn menekan penis-ku lebih dalam.
Mungkin Teh Ana kesulitan orgasme dgn posisi seperti itu. Sebab dia tiba-tiba bangkit, dan berganti posisi. Dia tetap di atasku, namun dgn posisi berhadapan. Kupertahankan penis-ku untuk tetap bertahan. Kasihan Teh Ana. Dia memasukan lagi penis-ku yg telah berlendir. Lalu bergerak turun naik dgn bodynya menindihku. Lalu tangaAnnya melingkar pada leherku. Sekitar dua menit lamanya, dia baru terasa menggigit leherku agak kuat. Kubiarkan saja. Sampai akhirnya Teh Ana menghentidakan pantatnya untuk yg terakhir kalinya dgn sangat keras, diiringi erangan dari mulutnya yg cukup panjang.
“Aaakh” begitulah Teh Ana.
Kurasakan cairan hangat pada penis-ku yg masih berada di dalam kemaluan-nya. Lagi-lagi Didi mendekatkan penis-nya pada mulutku. Aqu malas sekali. Untungnya Teh Ana mengerti. Teh Ana-lah yg menyambut penis Didi, sambil merangsek maju. Teh Ana mengulum penis Didi. Sementara kemaluan-nya tepat di hadapanku. Maka aqu pun menjilat dan menyedotnya. Tapi tak tau bagaimana, tiba-tiba Didi menjatuhkan bodynya. Teh Ana pun terguling. Aqu tetap memburu kemaluan-nya. Teh Ana mengangkat paha kanaAnnya, untuk keleluasaan mulutku. Tiba-tiba mulut Didi sudah menempel pada kontolku juga. Begitulah pengalaman pertamaqu melaqukan three in one. Penis-ku dikulum oleh Didi. Aqu menjilati kemaluan Teh Ana. Sementara Teh Ana mengulum penis Didi.
*****
Aqu melaqukan three in one, selama lima kali. Tapi tetap, aqu menolak anal sex, apapun alasaAnnya. Dan selanjutnya aqu tidak mau lagi melaqukan three in one, sebab tidak tahan dgn jijiknya. Aqu hanya mau dgn Teh Ana saja. Sehingga aqu sering bolos kerja di siang hari. Leluasa sekali kalau melaqukaAnnya pada siang hari. Tidak ada gangguan. Hingga Aqu dan Teh Ana hampir tiap hari melaqukaAnnya. Berbagai gaya pun telah kupraktekan dgn diakhiri kepuasan. Sampai pada satu hari, kita tertangkap basah oleh suaminya. Tidak kusangka Didi pulang lebih awal. Untung saja, saat Didi pulang, kita sedang melaqukaAnnya di kamarku. Dia tidak bisa masuk, sebab kukunci dari dalam. Dan kita pun menyelesaikaAnnya dulu permainan sampai pada puncaknya, dgn menahan suara.
Setelah kejadian itulah, Didi sikapnya jadi berubah. Dia seperti tidak bersahabat lagi. Sampai akhirnya dia membawa pindah istrinya ke kontrakan lain. Tak tau ke mana. Aqu tidak mengetahuinya. Membuatku begitu kehilangan. Setelah dua minggu lamanya berpagutan dalam asmara membara, kini harus terhenti secara tiba-tiba.
Lima bulan kemudian, barulah aqu bertemu dgn Teh Ana. Dia menemuiku dgn agak tergesa-gesa. Teh Ana mengabarkan, bahwa dirinya akan dibawa pindah ke Sulawesi Selatan. Aqu terharu mendengarnya.
“Terimakasih atas kenangan indahnya” Kata Teh Ana, sambil mengusap perutnya yg telah membesar.
Aqu terbelalak. Dia ternyata tengah hamil. Bahkan kandungaAnnya sudah terlihat besar. Kalau dihitung sejak kepergiaAnnya, pasti kandungan Teh Ana telah berusia lima bulan.
TAMAT.


Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.perjalanandewasa.com

TAIPANQQ / SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA

No comments:

Post a Comment