Sunday, September 18, 2016

Suara Desahan

TaipanQQ Agent Judi Terpercaya

Suara Yang Mendesah


Agen Judi Terpercaya -  - Perkenalkan namaku Ratna, aku sekarang sudah lulus dari salah satu perkuliahan di Yogyakarta, aku mempunyai 1 temen yang sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri sebut saja namanya Aning, dia merupakan orang asli Medan yang aku kenal pada saat memasuki awal semester kuliah. Kita sudah seperti soulmate dari penampilan hampir sama dan tinggi badan menyerupai bahkan rambut kami dibuat model yang sama, kadang juga banyak orang yang mengatakan kita seperti saudara kaka adik.

Jangan lupa untuk Kunjungi TaipanQQ

Satu Satunya yang berbeda dari aku dan Aning ialah selama setahun kuliah terakhir, Aning sudah bertunangan dengan Ari yang merupakan kakak kelas kami, sedangkan aku masih berpacaran dengan Andy yang juga merupakan kakak kami.

Salah satu persamaan kami ialah bahwa saat lulus itu kami sudah tidak perawan lagi, kami saling terbuka dalam hal ini, artinya kami saling bercerita mulai dari hal-hal yang mendalam seperti, tentang perasaan, kegelisahan dan hal-hal lain tentang kami dan pacar-pacar kami.

Kadang kami juga menceritakan hal-hal yang nakal seperti bagian bagian erotis atau ukuran vital dari pacar kami, sehingga darinya aku tau bahwa Ari mempunyai penis yang lebih panjang dari Andy 
sekitar 3 cm.

Bandar Judi Online Terpercaya - - Dengan polosnya kadang Aning suka bercerita kepada aku bahwa dirinya sama sekali belum pernah merasakan seluruh panjang penis dari tunangannya Ari, lalu Aning juga menceritakan bahwa Ari tidak pernah bermain lebih dari 3 menit pada setiap mereka berhubungan badan, akan tetapi Aning selalu merasa cukup puas.

Kadang aku juga bisa merasakan iri dengan anugerah yang didapatkan oleh sahabatku ini. Meskipun panjang penis Andy 15cm sudah cukup panjang, tapi dengan membayangkna panjang penis dari Ari yang mempunya panjang 18cm cukup membuatku gundah.

Belum lagi aku mengingat-ingat tak pernah Andy sanggup bertahan lebih dari hitungan menit, mungkin karena aku dan Andy selalu melakukan pemanasan lama dan menggebu-gebu (kadang-kadan malah aku atau Andy yang duluan orgasme pada tahap ini), jadi ketika saat penetrasi sudah tinggal keluarnya saja.

Meskipun kadang-kadang cukup memuaskan tapi rasanya masih saja ada yang kurang. Belum lagi secara fisik, Ari lebih baik dari Andy dari penilaian objektifku. Semua perasaan itu tersimpan di dalam diriku sekian lama, selama aku masih sering berhubungan dengan Aning, yang artinya juga aku sering bertemu dengan Ari.

Jangan lupa Kunjungi TaipanQQ

Tepat sebulan setelah lulus, Aning menikah dengan Ari. Lalu mereka berdua pindah ke kampung halaman Aning yaitu di Medan, sedangkan aku tetap berada di Yogyakarta dan bekerja sendiri di sebuah perusahaan mutinasional. Beberapa lama kami sering berkirim kabar baik lewat email maupun telepon. Aning sering menuliskan apa saja yang sudah dilakukannya dalam kehidupan suami istrinya.

Seperti yang diceritakan oleh Aning, mereka berdua sangat sering berhubungan intim, sebulan perama jika dirata-rata bisa lebih dari 1 kali sehari. Dengan nada cekikikan sering juga Aning menceritakan bahwa memang batang kemaluan Ari terlalu panjang untuk dimasukan kedalam ke dalam kemaluan Aning dan semakin lama Ari semakin tahan lama dalam melakukan hubungan intim oleh karena itu mereka sering terlambat bangun pagi karena melakukan hubungan suami istri sampai dini hari. Aning tidak lupa menggodaku dengan meceritakan betapa hanganya semprotan sperma Ari di dalam bibir kewanitaannya.

Bandar Poker - - Cerita yang terakhir ini sungguh menggodaku dan merangsangku secara halus, karena meskipun telah pernah melakukannya, aku belum pernah merasakan sperma Andi disemprotkan ke dalam kemaluanku. Andy selalu mengeluarkan spermanya diluar atau dia memakai kondom.

Diperut atau dipaha aku sudah sering merasakannya, aku memang merasakan gimana hangatnya cairan putih itu, tetapi yang pengen kurasakan saat ini ialah hangatnya  cairan sperma itu didalam liang kemaluanku. Singkat cerita saja, semakin banyak cerita dengan Aning, semakin membuatku ingin cepat menikah saja. Masalahnya saat ini ialah Andy ingin meluluskan S2nya dulu baru akan menikah dengan aku, yang kira kira membutuhkan waktu kurang dari satu tahun lagi.

Beberapa bulan kemudian, Aning kembali menelponku dan mengatakan bahwa dirinya saat ini tengah hamil selama 3 bulan. Semakin bertambah umur kandungan Aning, semakin sedikit aku mendengarkan cerita-cerita erotisnya. Ketika kandungannya sudah memasuki bulan ke 7, Aning mengatakan bahwa dia dan Andy sama sekali tidak melakukan hubungan intim lagi.

KUNJUNGI TAIPANQQ YA!!!

Walaupun tidak melakukan hubungan badan, Aning masih me-masturbasikan Ari, karena meskipun secara klinis mereka masih boleh berhubungan badan tapi mereka merasa khawatir. Jadi selama Aning sedang hamil anak pertama mereka, Ari harus puasa. Setelah sekian bulan kemudian lahirnya putra pertama mereka.

Aning langsung memberikan gambar gembira tersebut padaku. Kebetulan sekali perusahaanku mempunyai kebijakan adanya liburan akhir tahun selama 2 minggu lebih, sehingga membuat aku memutuskan untuk ke Medan. Andy terpaksa tidak dapat ikut aku ke Medan karena dia sedang hangat-hangatnya menyelesaikan tesisnya.

Jadilaha kau berangkat sendiri ke Medan dan segera naik taksi menuju ke rumah Aning. Rumah Aning adalah sebuah rumah yang besar untuk ukuran sebuah keluarga kecil. Rumah itu adalah hadiah dari orang tua Aning yang memang kaya raya.

Letak rumah Aning sih memang agak keluar kota dan berada di dekat area persawahan dengan masih beberapa rumah saja yang ada di sekitarnya. Ketika aku datang, di rumahnya penuh dengan keluarga besar Aning yang berdatangan menjengku Aning. Ari sedang menyalami semua orang ketika aku datang.

"Ratna, apa kabar? Sudah ditunggu-tunggu tuh!" dia memelukku dengan hangat.

Bandar Judi Terpercaya - - Kemudian Ari mulai mengenalkan kepada keluarga-keluarga yang datang. Aku pun menyalami mereka satu persatu. Merekas ramah-ramah sekali. Ari bercerita bahwa aku adalah saudara kembar Aning ketika Aning masih berkuliah di Yogyakarta. Keluarganya pun tersenyum dan berkomentar sana sini.

Sekian saat berbasa-basi. Ari segera mengantarku masuk rumah dan langsung menuju ke kamar Aning. Tampak Aning menjadi sedikit gemuk dan disampingnya tambak seorang bayi lucu.

"Aning sayang, apa kabar kamu?"aku mencium keningnya dan memluknya hangat.

"Sudah siap-siap begituan lagi ya?" aku berbisik ditelinga Aning yang dijawabnya dengan cubitan keicl di lenganku.

"Ssssttt... harus disempetin dulu nihh!!"dia menjawab dengan berbisik pula sambil menggerakan bola matanya ke bawah, aku pun tertawa.

Judi Online TaipanQQ - - Singkat cerita, hari itu kami isi dengan berbasa-basi dengan keluarganya. Aku akhirnya menginap di rumah Aning itu karena semua keluarga menyarankan begitu. Aning dan Ari pun tidak keberatan aku menginap disini. Aku diberi kamar yang besar diujung ruangan tengahnya.

Rumah Aning mempunyai 6 kamar besar dengan kamar mandi sendiri dan baru satu saja yang telah diisi olehnya dan Ari. Hari itu sampai malam kami isi dengan mengobrol di kamarnya menemani sang bayi yang baru saja tertidur. Sementara Ari menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai dosen diruang kerjanya.

Akhirnya aku menyarankan Aning untuk istirahat.

"Sudah kamu istirahat dulu deh!"

"Iya deh, lelah sekali hari ini aku! Kamu masih suka melek sampai malam?"

"Iya nih"

"Itu ada banyak film dirak! Masih baru lho"

"Oke deh! Sekali lagi selamat ya !" kicum keningnya.

Aku keluar dari kamar Aning dan menutup pintunya dengan perlahan-lahan. Ari bercelana pendek dan berkaos oblong baru saja keluar dari ruang kerjanya.

"Mau tidur?"

"Sebenarnya aku sudah lelah, tapi mataku tidak bisa terpejam sebelum jam 2 malam nih! kata Aning banyak film baru."

"Itu dirak. Buka aja!"

"Oke deh."

Ari masuk ke kamar Aning, kupilih salah satu film, judulnya aku lupa, lalu kuputar. Beberapa saat kemudian Ari keluar dari kamar.

"Masih mempunyai kebiasaan lama? Melek sampai malam?"

"Iyah nihh"

"Gimana kabarnya Andy? kok dia engga ikut datang kesini?"

"Iya nih, Andy lagi sibuk dengan tesisnya, tinggal 2 bulan lagi Andy akan lulur S2, terus kami mau menikah, kalian datang ya !"

"Oh pasti! Mau minum, aku buatin apa?"

"Apa aja deh!"

Sebentar kemudian Ari keluar dengan 2 botol softdrink di tanganya.

"Pembantu kelelahan nih, jadi ini saja ya"

"Makasih" aku langsung mengambil 1 dan meminumnya langsung, rasanya segar sekali.

"Kalo ada perlu aku lagi ngerjain proyek nih di ruang kerja", ketika Ari beranjak sekilas aku melihat tatapan yang belum pernah kulihat darinya, sekilas saja.

"Oke, makasih!"

Agen Poker - - Tak berapa lama aku melihat film itu, mataku ternyata tidak seperti biasa, tiba-tiba terasa berat sekali. Aku segera matikan player itu, berjalan ke depan ke ruang kerja Ari.

"Ari, aku tidur dulu deh! sudah kumatiin semua!"

"Oke deh, istirahat dulu ya!"

Aku segera masuk kamar, menutup pintu, segera ganti baju dengan kaos tanpa bra dan celana pendek saja dan langsung ambruk di atas ranjang. Aku masih sempat mematikan lampu dan menggantinya dengan lampu tidur yang remang-remang. Aku langsung terlelap, saat itu mungkin sekitar pukul satu dinihari.

Tak terasa berapa lama aku tidur, ketika aku merasakan sesuatu menindihku. Aku terbangun dan masih belum sadar ada apa, ketika seseorang menindihku dengan kuat. Nafasnya terasa hangat memburu di wajahku.

Ketika sepenuhnya sadar aku tahu bahwa Ari sedang di atas tubuhku dan sedang menggeranyangiku dengan ganas, mengelus-elus pahaku dan mencoba mencium bibirku. Beberapa lama aku tidak tahu harus bagaimana. Jika aku berteriak, aku kasihan pada Aning, jika sampai dia tahu. Selain itu sosok Ari telah kukenal dekat sehingga aku tak perlu menjerit untuk membuatnya tidak melakukan itu.

"Ar, kamu apa-apaan?" kataku sambil mencoba mendorongnya dari tubuhku.

"Bantulah aku Rat! Telah lama sekali!" sambil berkata begitu dia terus menggeranyangi tubuhku.
Tangannya mendarat dengan mantap di atas payudaraku dan meremas-remasnya. Jika saja aku tadi masih memakai BH-ku mungkin rasanya akan lain

Tapi kali itu hanya kain kaos yang tipis saja yang memisahkannya dengan tangannya. Selain itu samar-samar kurasakan sesuatu yang mengeras menimpa pahaku. Aku tidak asing lagi dengan benda itu. batang kemaluannya telah tegang penuh."Ari..!" dia mencoba menciumku.

Entah antara ingin mengatakan sesuatu atau ingin menghindar, aku malah menempatkan bibirku tepat di bibirnya. Yang terjadi kemudian aku malah membalas lumatannya yang ganas sekali. Beberapa lama itu dilakukannya, cukup untuk membuat puting susuku mengeras, yang kuyakin dirasakannya di dadany

"Kalo Aning tahu gimana dong?"

"Ayolah sebentar saja tak akan membuatnya tahu!" bisik Ari.

Entah untuk mencari pembenaran atas keinginan terpendamku atau mencoba untuk terlihat tidak terlalu permisif akhirnya yang keluar dari mulutku adalah, "Ar.. aku akan melakukannya untuk Aning!"
Seperti bendungan jebol, Ari langsung kembali melumatku dengan ganas

Aku pun tampaknya memang telah terhanyut oleh perbuatannya, sehingga langsung membalas lumatan bibirnya. Tampaknya dalam hal beginian Andy lebih jagoan, dia bisa membuatku basah kuyup hanya dengan ciumannya. Sedangkan Ari tampak tersengat ketika aku langsung membalas lumatan bibirnya dengan ganas.


TaipanQQ - - Beberapa lama kami melakukan lumatan-lumatan itu, kemudian Ari bangkit dari atas tubuhku dan berlutut di antara pahaku. Dia kemudian menarik kaosku ke atas tanpa melepasnya dari tubuhku sehingga payudaraku terbuka, terasa dingin oleh AC.


Beberapa saat kemudian aku merasakan jemarinya kembali meremas-remasnya perlahan, bukan itu saja kemudian aku merasakan bibirnya mendarat dengan mulus memilin-milin puting susuku yang kurasakan semakin mengeras.

Tapi sebenarnya sebagian kecil tubuhku masih menolak perbuatannya itu, mengingat kedekatanku dengan Aning. Meski begitu sebagian besar lainnya tak bisa menolak rangsangan-rangsangan itu.

Beberapa saat Ari bermain-main dengan puting dan gundukan payudaraku. Kemudian dia bangkit dan menarik lepas celana pendek dan celana dalamku. Dengan segera aku merasakan tangannya membuka kedua pahaku dan sebentar kemudian kurasakan jemarinya menyapu permukaan liang kemaluanku.

Ujung-ujung jemarinya mengelus-elus klitorisku dengan cepat, cukup cepat untuk membuat rangsangan bagiku. Walau begitu tetap saja gelitikannya semakin merangsangku.

Agen Judi Terpercaya TaipanQQ - - Tak berapa lama dia kembali berhenti. Sekali lagi dalam hal pemanasan ini Andy masih lebih baik dibandingkan Ari. Dalam keremangan, aku melihatnya berdiri dan menarik celana pendek dan kaos oblongnya sehingga Ari akhirnya telanjang bulat.

Justru di sinilah nafsuku langsung naik dengan sangat cepat demi menyaksikan tubuhnya di dalam keremangan lampu tidur di kamar itu. Sesuatu di tengah tubuhnya langsung membakarku, batang kemaluan yang sedang tegang dan tampak sedikit melengkung ke atas.

Bentuknya yang gemuk, panjang dan berkepala bonggol itu langsung menggelitikkan rasa terangsang yang amat sangat mengalir dari mata dengan cepat langsung menggetarkan selangkanganku.

Aku segera saja merasa gelisah dan tak sabar.

"Ar.. Ke sini deh!"

Dengan bertelanjang bulat, Ari berjalan mendekat kepadaku dan naik ranjang, langsung berlutut di samping tubuhku, batang kemaluannya yang tegak itu tampak jauh lebih besar jika dilihat dari baliknya.

"Ada apa Rat?"

"Kadang-kadang aku punya impian yang bahkan Aning pun tak tahu apa itu?"

"Apa coba?"

"Jangan diketawain ya. Aning sering bercerita tentang ini! Dan kadang-kadang timbul keinginan untuk sekedar memandangnya", sambil berkata begitu kuraih batang kemaluannya itu dan kugenggam erat batang dan sebagian kepalanya sehingga seperti kalau sedang memegang persneling mobil.

Ari tampak sedikit gugup ketika genggamanku mendarat mulus di batang kemaluannya tanpa diduga-duga olehnya. Tubuhnya seperti terdorong ke belakang sedikit sehingga semakin mengangkat posisi batang kemaluannya dari posisi berlututnya. Beberapa saat aku merasakan kerasnya batang kemaluannya itu.

Pantas sekali kalau Aning begitu membangga-banggakannya. Dan emang selisih tiga centi terasa sekali secara visual.

"Nih sudah, kamu boleh apain aja deh! Oh ya Aning sudah cerita apa saja ke kamu?"

"Banyak pokoknya!"

"Kalo sama punya Andy?"

"No comment deh!" nada bicaraku agak mendesah.

Ari tersenyum dan bangkit dari sampingku terus membuka pahaku dan mulai mengambil posisi. Ketika bangkit aku melihat pinggulnya seperti bertangkai oleh cuatan batang kemaluannya itu. Dia memandangku sebentar, kubalas dengan pandangan yang sama.

"Pelan-pelan ya Ar!"

"Lho, sudah pernah khan?"

"Iya, tapi.."

"Tidak segini ya?" Dia kembali tersenyum.

Aku cuma tersenyum kecut demi ketahuan kalau punya Andy tidak sebesar punyanya. Perlahan-lahan Ari mengangkat kedua pahaku dan menyusupkan lututnya yang tertekuk di bawahnya sehingga ketika dia meletakkan pahaku kembali keduanya menumpang di atas paha atasnya yang penuh rambut.

Dengan posisi seperti itu selangkangannya langsung berhadapan dengan selangkanganku yang agak mendongak ke atas karena posisi pahaku. Aku hanya bisa menunggu seperti apakah rasanya. Aku merasakan perlahan-lahan Ari membuka sekumpulan rambut kemaluanku yang rimbun di bawah sana dan beberapa saat kemudian sesuatu yang tumpul menggesek-gesek daging di antara sekumpulan itu dengan gerakan ke atas dan ke bawah menyapu seluruh permukaannya, dari klitoris sampai ke lubang kemaluanku. Rasa terangsangku segera memuncak kembali merasakan sensasi baru itu.

"Ayolah Ar, keburu bangun!"

"Ini baru jam 3.15"

"Iya siapa tahu?"

Perlahan-lahan aku merasakan gesekan kepala batang kemaluannya tadi berhenti di area dekat lubangku tepat pada posisi membuka bibir-bibir labiaku sehingga langsung berhadapan dengan lubang di bawahnya itu. Sesaat kemudian sesuatu yang besar dan tumpul serta hangat menyodoknya perlahan-lahan.

Tanpa hambatan yang terlalu kuat, kepalanya langsung masuk diikuti batangnya perlahan-lahan. Aku segera merasakan nikmat akibat gesekan urat-uratnya itu di dinding lubang kemaluanku. Sampai tahap ini sebenarnya rasanya tidak beda jauh dari punya Andy, walaupun tidak sepanjang punya Ari ini tapi cukup gemuk.

Tapi semakin lama tubuhku segera bereaksi lain ketika batang itu mulai masuk semakin dalam. Dan ketika semuanya masuk ke dalam, aku segera merasakan rasa nikmat yang amat sangat ketika ujung kepala batangnya itu mentok di dinding bagian dalam liang kemaluanku. Aku segera mencari lengannya dan mencengkeramnya erat.

Ari berhenti sesaat dan menarik nafas panjang sekali.

"Rat.. Ini yang kucari!" Ari berbisik perlahan sekali tapi cukup terdengar olehku. Kutahu apa yang dimaksudnya. Sesuatu yang sanggup menelan semua panjang batangnya itu. Ari tidak segera bergerak tapi seperti menggeliat dalam tancapan penuh batang kemaluannya ke dalam liang kemaluanku itu.

Tampaknya reaksi dari bagian yang belum pernah tertelan itu sangat mempengaruhi dirinya. Dia bahkan belum bergerak sampai sekian puluh detik ke depan, wajahnya tertunduk, kedua tangannya mencengkeram pinggulku, meraih-raih pantatku dan meremas-remasnya dengan ganas cenderung kasar. Dengan sedikit nakal, aku mencoba mengejan, mengkontraksikan otot-otot di sekeliling selangkanganku.

Walaupun terasa penuh oleh masuknya batang kemaluannya itu aku mulai bisa melakukan kontraksi itu dengan teratur. Tak terlihat tapi efeknya luar biasa. Aku merasakan kedua tangannya dengan liar memutar-mutar, meremas dan mencengkeram bongkahan pantatku, pastinya karena reaksi dari apa yang kulakukan pada batangnya itu.

Dia segera ambruk di atas tubuhku dan segera mengambil posisi menggenjot, kedua tangannya diletakkan di antara dadaku, salah satunya menyangkutkan paha kananku sehingga mengangkat selangkanganku ke atas sedangkan paha kiriku otomatis terangkat sendiri.

Paha kanannya masih tertekuk sedangkan kaki kirinya diluruskannya ke bawah sehingga mempertegas sudut tusukan batang kemaluannya di liang kemaluanku.

Dia mulai mencabut batang kemaluannya yang beberapa lama tadi masih tertancap penuh di dalam tubuhku dan belum sampai tiga perempat panjang batangnya keluar, dia langsung menghujamkannya dengan kuat ke bawah sehingga menekan kuat area ujung rahimku.

Kemudian ditariknya lagi dan ditusukkannya kembali. Mulailah terasa beda pengaruh panjangnya terhadap kenikmatan yang kurasakan. Hal ini mungkin dikarenakan bidang gesekan satu arahnya yang panjang dan lebih lama sehingga mengalirkan kenikmatan yang lebih kuat pula.

"Arr..! Jangan kuat-kuat..!" tapi sebenarnya aku sangat menikmatinya. Ari tampaknya tak peduli, dia terus saja bergerak-gerak dengan kuat dan semakin cepat. "Oh.. Rat.. Ratna!" dia terus menggenjot dan tak terasa begitu cepat 5 menit yang pertama terlewati dan dia masih tangguh saja memompa liang kemaluanku.

Benar kata Aning. Pagi itu tak ada seorang pun yang bangun dan terjaga, tapi kami berdua malah sedang  mencoba mendaki dengan alasan yang berbeda. Kalau Ari karena tak tahan menunggu Aning berfungsi kembali sedangkan aku karena ingin saja. Sekitar sekian saat setelah 5 menitnya yang ketiga, aku jebol.

Gesekan urat-urat batang kemaluannya itu meledakkan tubuhku dengan kuat sehingga membuatku menjepitkan pahaku ke tubuhnya. Bukan itu saja senam yang teratur yang aku ikuti ternyata berguna pada saat itu.

Tepat pada puncaknya kutahan kontraksi di liang kemaluanku dan sekuat tenaga kupertahankan agar tidak segera meledak. Sesaat aku merasakan aliran arus balik di tubuhku tapi tidak lama jebol juga sehingga dibawah genjotan cepatnya aku merasakan tiba-tiba seperti melayang di angkasa luas tanpa batas. Tubuhku kaku, kejang, nafasku memburu dan keluar tertahan-tahan bersamaan dengan keluarnya bunyi-bunyian yang tidak jelas nadanya dari bibirku.

"Ohh.. eehh.. hmm.. Ar.. yang kuat!" Mungkin gabungan antara suara dari bibirku dan mungkin cengkeraman-cengkeraman kuat dari dinding-dinding liang kemaluanku, segera membuatnya bergerak cepat dan kuat sekali.

Aku tidak pernah merasakan kekuatan sekuat dan setahan itu dari Andy. Tubuhku kejang sampai dia menyelesaikan 5 menitnya yang keempat dan masih terus bergerak mantap. Sampai orgasmeku mereda aku merasakan gerakannya semakin cepat dan kuat dan belum sampai pertengahan 5 menitnya yang kelima, Ari pun jebol juga.

Posisi kami selama itu masih belum berubah, tapi ketika dia mau menyelesaikan genjotan-genjotan terakhirnya dia menggerakkan tubuhku ke kiri sehingga menggerakkan seluruh tubuhku miring ke kiri dan paha kananku tepat menumpang di atas dadanya sedangkan paha kiriku berada di antara kedua pahanya.

Ketika posisinya pas, dia langsung bergerak cepat. Dalam posisi itu ternyata rasanya lain karena yang menggesek dinding lubang kemaluanku pun dinding yang lain dari batang kemaluannya.

Tapi orgasmeku yang pertama rasanya terlalu kuat untuk diulangi dalam waktu sedekat itu, sehingga meskipun rasanya memuncak lagi tapi ketika aku merasakan semprotan-semprotan panas seperti yang diceritakan Aning kepadaku itu aku belum bisa meraih orgasmeku yang kedua.

"Hoohh.. Hooh.. Hoo.. Rat..Ratna!" Ari bergerak-gerak tak teratur dan hentakan-hentakannya ketika orgasme itu tampak liar dan ganas tapi terasa nikmat sekali bagiku. Aku memegang kedua lengannya yang berkeringat sampai dia menyelesaikan orgasme itu.

Sesekali aku mengusap wajahnya dengan lembut. Beberapa lama tubuhku kaku karena posisi kaki-kakiku itu, sampai akhirnya dia ambruk di samping kiriku. Batang kemaluannya tercabut dengan cepat dan semuanya itu membuat posisi kembaliku agak terasa linu, terutama di paha bagian dalamku.

Kami terdiam dalam pikiran masing-masing. Aku telentang sedangkan Ari tengkurap di sampingku basah kuyup oleh keringat. Tiba-tiba terdengar bunyi sesuatu perlahan-lahan dari balik pintu kamar. Tiba-tiba Ari panik dan segera mengenakan celana pendek dan kaosnya.

 Batang kemaluannya meskipun sudah lemas tapi masih belum seluruhnya lemas sehingga tampak menggunduk di celana pendeknya. Aku melirik jam, sudah hampir jam 4 pagi. Ari dengan sedikit tertatih-tatih berjalan perlahan tanpa suara ke arah pintu kamarku, membukanya perlahan dan sebelum keluar sempat melihatku sejenak dan tersenyum.

Tinggallah aku sendiri di kamarku dan aku mencari-cari celana pendekku dan segera mengenakannya. Aku terus menarik kaosku ke bawah sehingga menutupi payudaraku yang pasti penuh pagutan-pagutan merah.

Dan dengan sisa-sisa tenaga mencoba merapikan sprei yang terasa lembab di tanganku. Mungkin karena lelahnya aku kembali terlelap dan terbangun hampir jam 10.00 pagi. Singkat kata hari itu kuselesaikan segala urusan di Medan.

Rasanya tak ada hambatan dengan segala hal yang terjadi. Aning biasa-biasa saja tidak terlihat seperti curiga, bahkan wajah cerianya tampak sedih ketika pada hari ketiga aku terpaksa harus pamit untuk pulang. Ari mengantarku ke bandara dan sebelum aku naik ke pesawat sempat Ari mengucapkan terima kasih. Aku membalasnya dengan terima kasih juga sambil tak lupa tersenyum manis penuh arti.

Sampai tiga bulan setelah aku meninggalkan Medan, tiba-tiba Aning mengirimiku email yang menyentakku, isinya begini, "Rat, sebenarnya aku tidak ingin menyinggung-nyinggung soal ini tapi akhirnya agar kamu tahu terpaksa deh aku ungkapin. Tidak tahu aku harus mengucapkan terima kasih atau malah mencaci kamu.

Kamu tega deh, di saat puncak kebahagianku kamu malah melakukannya dengan Ari. Aku tahu bukan kamu yang memulai, dan aku tahu sekali kamu tidak akan mau melakukannya jika tanpa sesuatu sebab. Sebenarnya aku kasihan juga sama Ari, bayangkan hampir dua bulan terakhir sebelum aku melahirkan, dia tidak pernah melakukannya, meskipun hanya sekedar masturbasi.

Belum lagi ditambah dua bulan setelah aku melahirkan aku masih belum bisa melayaninya. Dan aku tidak menyalahkannya jika akhirnya dia memintamu melakukannya. Dan jika akhirnya kamu terpaksa melayaninya, kuucapkan terima kasih telah menggantikanku. Mungkin itu saja deh Rat, yang perlu untuk kamu ketahui.

Aku tidak tahu harus bagaimana tapi sudah deh segalanya sudah terjadi, mohon jangan mengulanginya lagi ya! Please! Aku sudah omong-omong tentang ini sama Ari dan dia menangis habis-habisan menyesalinya. Oke, udahan dulu ya. Bales ya secepatnya!" Aning.

"NB: sedikit nakal, kok sekarang Ari jadi ganas gitu sih? Kalo ini karena kamu makasih ya! Terakhir, bagaimana dia melakukannya? Hi.. hi.. hi Jangan khawatir aku tetap sahabatmu."

Berhari-hari setelah itu aku kebingungan mempertimbangkan apa yang harus kulakukan terhadap ini, sampai akhirnya aku harus menjawab juga.

"Aning sayang, hanya maaf yang bisa aku mohonkan ke kamu. Aku tidak ingin membela diri, aku salah dan aku janjikan itu tidak akan terulang lagi. Jika ada yang bisa aku lakukan untuk menebusnya?

Katakan saja kepadaku! Aku tidak punya lagi kata-kata apapun, jadi sekali lagi maaf ya!" Ratna
"NB: tentang yang ganas-ganas itu aku tidak tahu tanya aja sama dia, tapi kalo tentang pertanyaan yang kedua, jawabannya secara jujur ya iya. Mohon maaf sekali lagi!"

Email balasanku pagi itu terkirim, sorenya langsung dibalas dan isinya, "Ratna, Oke deh. Meskipun agak sakit, kita kubur jauh-jauh peristiwa itu.

Kapan kamu menikah? Kabarin lho! Aku punya ide (agak liar), supaya setimpal, gimana kalo nanti pas kamu mengalami saat-saat yang sama kayak aku, boleh dong aku mbantuin Andy? He.. He.. He.. (gambar tengkorak lagi tertawa!)" Aning
Nah loh! Akhirnya memang begitu yang terjadi setahun kemudian, jadi kedudukanku dengan Aning menjadi 1-1.




No comments:

Post a Comment